3 Alasan Perusahaan Butuh Pelatihan Scrum

Saat ini, metode pengembangan produk atau managing proyek yang dianut sebagian besar perusahaan di Indonesia masih tradisional, dimana mereka bekerja dengan membuat asumsi dan perencanaan yang besar diawal.

Mengidentifikasi detail produk diawal (big bang planning) sebelum suatu produk bisa mulai di kembangkan. 

Hal ini sangat berisiko tinggi, terutama di abad 21, dimana perubahan terjadi sangat cepat – baik dari sisi pasar, pelanggan maupun kompetitornya. ( baca VUCA world wikipedia ).

Metode tradisional tersebut jelas membuat bisnis kehilangan momentum dan pada akhirnya membuat Return on Investment (RoI) produk menjadi sangat rendah dikarenakan saat produk dihantarkan ke pasar, produk tersebut sudah tidak relevan dan tidak dibutuhkan/diminta lagi oleh pasar.

Karenanya… 

agar bisa tetap kompetitif di dunia yang serba VUCA ini, perusahaan harus memiliki Agile Mindset untuk memiliki agility bisnis. 

Nah…

Salah satu cara untuk mengimplementasikan Agile mindset tersebut adalah dengan menggunakan metode iteratif dan inkremental dengan durasi hantaran (Sprint) yang singkat.

Metoda dalam Agile proses yang paling banyak dipakai oleh perusahaan saat ini adalah dengan menggunakan SCRUM framework. 

Scrum banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Netflix, Spotify, Microsoft, dan lainnya. 

Tidak hanya oleh para raksasa teknologi, Scrum juga marak digunakan di startup Indonesia, termasuk di bukalapak, hooq, sepulsa, sleekrs, tokopedia, iprice, dll

Scrum membuat bisnis dapat senantiasa mengelola resiko sepanjang product life-cycle dan memastikan bisnis selalu menghantarkan produk sesuai keinginan pasar di saat ini. 

Durasi Sprint yang sangat singkat membuat bisnis bisa menghantarkan produknya lebih awal dan sering serta berkesinambungan ke pasar, juga dapat mendengarkan feedback dari pasar mengenai produknya lebih sering lagi. 

At the end, hal tersebut akan meningkatkan nilai bisnis dari suatu produk.

Kesadaran akan kebutuhan menjadi Agile tersebut, membuat banyak perusahaan mencoba mengadopsi Scrum. 

Namun anehnya, ada paradoks bahwa perusahaan tidak ingin berinvestasi banyak untuk sesuatu hal yang baru. 

Perusahaan merasa tidak perlu melakukan training berbayar dengan praktisi-praktisi Scrum atau Agilist berpengalaman, merasa cukup belajar di internet, nonton video atau membaca artikel atau buku yang berhubungan dengan Scrum.

Ini jelas TIDAK cukup. 

Di bawah ini saya akan memaparkan 3 alasan utama kenapa sebenarnya perusahaan membutuhkan training Scrum (pelatihan Scrum) dalam perjalanannya menuju Agile (journey being Agile)

1. Agar TIDAK Salah Interpretasi

Banyak perusahaan “memerintahkan” management untuk segera mengadopsi Scrum dalam memanage proyeknya agar proyek tidak delay, lebih murah dan lebih terukur. 

Hal ini membuat orang-orang didalam perusahaan terpaksa berpikir dan bereaksi instan untuk belajar cepat hanya dari internet. 

Setelah membaca dan menonton beberapa video, mereka sudah merasa cukup tahu dan yakin telah menguasai semua hal tentang Scrum. 

Namun pada akhirnya, 

yang terjadi adalah mereka (terutama manager) terjebak memandang Scrum sebagai barang lama dengan kemasan baru – bahwa Scrum hanyalah Waterfall yang diperpendek dengan lebih banyak kesempatan untuk me-micromanage tim berdasarkan siklus dua mingguan.

Hal ini bisa terjadi karena mereka memetakan Scrum berdasarkan pemahamannya sendiri (atau apa yang mereka mau saja :D) tanpa terlebih dahulu menelaah dan mendalami Scrum Guide —  source utama dan panduan definitif dari aturan main Scrum. 

Padahal jika kita berbicara tentang Scrum, maka Scrum Guide atau Panduan Scrum merupakan sebenar benarnya definisi Scrum, yang berisi penjelasan akan peran-peran (role), acara-acara (events), artefak – artefak (artifacts), dan aturan-aturan (rules) yang menyatukan kesemuanya.

Dengan mengikuti pelatihan Scrum maka peserta training tidak hanya akan memahami perbedaan filosofi dasar antara Scrum dengan metodologi software development tradisional seperti Waterfall, tetapi…

Lebih jauh lagi peserta akan memahami peran-peran, events dan artifacts yang ada di dalam Scrum dan akuntabilitas masing-masing peran di dalam praktik Scrum tersebut sesuai dengan Scrum Guide

2. Agar Dapat Menangkap Esensi Scrum Value Secara Utuh

Setiap orang yang menggunakan Scrum, seharusnya memahami Scrum secara keseluruhan, bukan hanya aturan main / ritualnya saja, tetapi juga 

Pola pikir empirisme dan Scrum values-nya yakni: 

  • Focus, 
  • Opennes, 
  • Respect, 
  • Commitment dan,
  • Courage. 

 

Mayoritas pelaku Scrum (termasuk banyak Scrum Master :D) di Indonesia masih hanya fokus pada ritual-ritual atau mekanik Scrum saja tanpa memahami kalau ritual-ritual dan elemen-elemen Scrum tersebut sebenarnya adalah manifestasi dari Scrum values. 

Scrum Master yang hanya fokus kepada ritual dan mekanik saja tidak akan efektif dalam menjalankan perannya —  dan tidak jarang mereka adalah penyebab banyak orang di perusahaan menjadi benci terhadap Scrum, 

karena kemudian yang terjadi bahwa Scrum terlihat lebih ribet, banyak menghabiskan waktu untuk meeting, dikejar deadline singkat yang dua mingguan, development tidak effisien dan Scrum tidak membawa dampak yang baik.

Mengikuti pelatihan Scrum, membuat peserta pelatihan dapat Memahami filosofi di balik Scrum dan kenapa Scrum dirancang sedemikian rupa sehingga seharusnya efektif untuk software development dan pengembangan produk dalam lingkungan kompleks. 

Scrum terbukti sangat cocok digunakan untuk pengembangan produk inovatif yang membutuhkan kreatifitas. 

Training Scrum biasanya telah dimodifikasi agar sesuai dengan lingkungan kerja sehingga ritual – ritual Scrum bisa sejalan dengan studi kasus dan Goal dari perusahaan.

3. Tidak Hanya Mendapatkan Pelatihan, Peserta Juga Akan Mendapatkan Coaching dan Facilitation Services.

Scrum adalah sebuah kerangka kerja yang sederhana (lighweight) namun bukan berarti memulai Scrum di sebuah perusahaan yang tidak biasa dengan pola pikir yang baru juga akan mudah. 

Sebagai framework, Scrum simple dan mudah dimengerti namun sukar untuk dikuasai.

Pada Training Scrum, peserta akan diajarkan bagaimana memulai Scrum di dalam organisasi yang terbiasa dengan pola pikir tradisional. 

Peserta juga dibantu dengan mensimulasikan suatu studi kasus nyata bagaimana sebaiknya menjalankan event-event scrum dengan tepat seperti sprint planning, sprint review, sprint retrospective, melakukan relative estimasi, dan praktik scrum lainnya.

Scrum adalah sebuah kerangka kerja sederhana yang sangat mengandalkan bottom-up collective intelligence. 

Di training scrum, peserta dapat memahami bagaimana peran seorang Scrum Master dalam memfasilitasi bottom-up collective intelligence dan memberikan coaching ke anggota tim maupun organisasi di mana dia berada agar setiap orang di dalam perusahaan dapat mencapai potensi maksimal sebagai seorang knowledge worker dan human being.

Lebih jauh,

Setiap peran (roles) dalam scrum tim, baik itu Scrum Master, Product Owner ataupun Development Team akan melakukan simulasi nyata dan diberdayakan agar bisa bekerja sama secara self organized dan cross functional untuk menghantarkan produk yang bernilai kepada customer.

 

"Dengan 3 manfaat utama diatas ( termasuk banyak manfaat lainnya; misalnya memperpendek learning curve, memudahkan transfer knowldege juga shifting culture, dll) , sudah seyogyanya jika perusahaan mempertimbangkan dengan lebih bijak bahwa investasi untuk melakukan training scrum in-house di perusahaan adalah suatu yang wajar dengan imbal balik bisnis value yang akan didapatkan, dimana efeknya tidak hanya dirasakan oleh people dalam perusahaannya tetapi juga untuk organisasi perusahaan dan terutama untuk kepuasan pelanggan."

Pentingnya training Scrum bagi perusahaan disadari betul oleh Profesional Scrum Training Agency seperti Agile Academy Indonesia. 

Karenanya, Agile Academy Indonesia turut mengorganisir dan memfasilitasi Training Scrum bagi perusahaan di Indonesia secara onsite, sesuai kebutuhan dan availability dari perusahaan. 

Pelatihan Scrum dilakukan oleh trainer berpengalaman selama 2 hari penuh untuk mendeliver silabus sebagaimana tercantum disini , yang tentunya dapat dimodifikasi lagi sesuai dengan kebutuhan dan Goal dari perusahaan. 

Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat dan dapat menjadi masukan dalam membantu knowledge worker dan perusahaan di Indonesia untuk memiliki Agility Bisnis.

Share This Post

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on email

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Kembangkan Bisnis Anda Bersama Kami

Mari Maksimalkan Praktik Agile Dan Scrum Di Perusahaan Kamu